Powered By Blogger

Kamis, 09 Oktober 2014

BAHASA INDONESIA



KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA DAN CATATAN KAKI
Penulisan kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki berkaitan erat dengan proses pengambilan data untuk kepentingan penulisan karya ilmiah. sebelum membahas lebih lanjut mengenai kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki, kita akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data.
  1. Harus mencantumkan sumber aslinya. Hal ini penting karena pengambilan data tanpa   mencantumkan sumber aslinya dapat dikategorikan sebagai penjiplakan atau plagiat.
  2. Data yang diambil harus sesuai dengan fakta, tidak boleh diubah ataupun direkayasa.
  3. Pengambilan data hendaknya diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya, baik dari objektivitas, metode pengumpulan, (jika data diperoleh dari pengamatan, pengujian, atau angket) maupun kewenangan pihak pemberi data.
A. Kutipan
Mengutip pendapat atau tulisan seseorang ada ketentuannya.
  1. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
  1. Kutipan harus sama persis dengan aslinya, baik ejaan, susunan kalimat, dan tanda baca.
  2. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5 baris diintegrasikan dengan teks, spasi dua, dan dibubuhi tanda kutip.
  3. Kutipan yang panjangnya 5 baris atau lebih tidak harus diberi tanda kutip, dipisahkan dari teks utama dengan jarak 2,5 spasi, jarak antarbaris satu spasi, serta seluruh kutipan diketik ke dalam 5—7 ketikan.
  4. Bila ada bagian yang dihapus, bagian ini diberi tanda titik-titik tiga buah.
  5. Tiap kutipan diberi nomor pada akhir kutipan dan penulisannya setengah spasi ke atas.
  1. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung tidak lebih dari empat baris
    Kutipan ini akan dimasukkan dalam teks dengan cara berikut:
  1. kutipan diintegrasikan dengan teks;
  2. jarak antara baris dengan baris dua spasi;
  3. kutipan diapit dengan tanda kutip;
  4. sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Supaya tulisan kita mudah dipahami orang lain, maka kita hendaknya membuat kalimat yang efektif. Yang dimaksud dengan kalimat efektif itu yang bagaimana? “Kalimat efektif adalah kalimat yang dengan sadar atau sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik” (Parera,1988:42). Dengan demikian…..
  1. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung lebih dari empat baris ketentuan penulisannya sebagai berikut:
  1. kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
  2. jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
  3. kutipan boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip;
  4. sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;
  5. seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan.
Contoh:
……………………………………………………………..
“Anda tidak bisa menang dalam sebuah debat. Anda tidak bisa, karena kalau Anda kalah, Anda akan kalah; dan kalau Anda menang, Anda kalah juga. Mengapa? Nah, misalkan Anda menang atas pihak lawan dan mampu menembak argumennya sehingga penuh lubang, lalu membuktikan bahwa dia noncomposmentis. Lalu bagaimana? Ya, Anda akan merasa senang. Tapi bagaimana dengan dia? Anda telah membuatnya merasa rendah diri” (Carnegie; 1996:181).
………………………………………………………………..
  1. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan tidak langsung. Kutipan tidak langsung berupa intisari pendapat yang dikemukakan. Oleh sebab itu, kutipan ini tidak diberi tanda kutip. Syarat penulisan kutipan tidak langsung adalah:
  1. kutipan diintegrasikan dengan teks;
  2. jarak antarbaris dua spasi;
  3. kutipan tidak diapit tanda kutip;
  4. sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Menurut Gorys Keraf, kalimat yang baik adalah yang menunjukkan kesatuan gagasan, atau hanya mengandung satu ide pokok. Bila ada dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan digabungkan, maka akan merusak kesatuan pikiran (1994 :36).
B. Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan karangan yang telah disusun.
Daftar pustaka berfungsi sebagai sumber informasi bagi seseorang peneliti/penulis agar hasil tulisannya dapat dipertanggungjawabkan.
Petunjuk umum penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
  1. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir tulisan.
  2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
  3. Nama penulis diurutkan menurut abjad setelah nama pengarang dibalik.
  4. Tiap sumber bacaan diketik dengan jarak satu spasi.
  5. Jarak antarsumber bacaan yang satu dengan yang lainnya dua spasi.
Hal-hal lain yang perlu kita perhatikan dalam penyusunan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
  1. Nama Pengarang
a      Penulisan nama pengarang dari buku dengan seorang pengarang.
a      Nama keluarga ditulis sebelum nama kecil atau inisial. (Untuk memudahkan penyusunan secara alfabetis.)
b      Jika buku disusun oleh sebuah komisi/lembaga, nama pengarang.
c      Jika tidak ada nama pengarang, urutan dimulai dari judul buku. Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
b      Penulisan nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang.
1)    Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalik. Ketentuan lain sama dengan bagian pertama.
2)    Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum dalam halaman judul buku dan tidak boleh ada perubahan urutan.
Contoh:
Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono,ed. 1991.Seminar Bahasa Indonesia. 1968. Ende-Flores: Nusa Indah.
c      Penulisan nama pengarang dari buku dengan banyak pengarang.
1)    Hanya nama pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik.
2)    Nama-nama pengarang yang lainnya dituliskan dengan singkatan dkk.
Contoh:
Karso, dkk. 1994. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.
Bandung: Angkasa.
  1. Tahun Terbit
Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang dipisahkan dengan tanda titik.
  1. Judul Buku
Judul buku digarisbawahi atau dicetak miring. Setiap huruf awal kata dalam judul diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.
  1. Tempat Terbit
Tempat terbit ditulis sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda titik.
  1. Penerbit
Nama penerbit ditulis sesudah tempat terbit dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan diakhiri dengan titik.
  1. Penulisan daftar pustaka dari buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
  1. Angka jilid ditempatkan sesudah judul dipisahkan dengan sebuah tanda titik.
  2. Tulisan jilid disingkat Jil. atau Jld..
Contoh:
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia.Jil.2. Yogyakarta: Kanisius.
  1. Penulisan data pustaka dari sebuah buku terjemahan
  1. Nama pengarang asli diurutkan dalam daftar urutan alfabetis.
  2. Keterangan penerjemah ditempatkan sesudah judul buku dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh:
Multatuli. 1972. Max Havelar,  Lelang Kopi Persekutuan
Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin. Jakarta: Jambatan.
  1. Data Pustaka dari artikel majalah
  1. Judul artikel dan judul majalah diapit oleh tanda petik.
  2. Tidak ada tempat publikasi dan penerbit, tapi dicantumkan nomor, tanggal, dan halaman
Contoh:
Solihin, Burhan, dkk. ”Selamat Datang di Surga Nirkabel”.Tempo. Edisi 4-10 April 2005, hal 90-91.
  1. Artikel dari Harian
Tanda titik dipakai sesudah nama pengarang/penulis, selanjutnya menggunakan tanda koma sebagai pemisah.
Contoh :
Pramudianto.”Denderita dan Pemulihan Nias”.Kompas, 2 April 2005, hal 46.
C. Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Semua kutipan, baik langsung maupun tidak langsung dapat dijelaskan sumbernya dalam sebuah catatan kaki. Catatan kaki digunakan untuk memberikan keterangan, komentar, atau menerangkan sumber kutipan yang digunakan pada tulisan tersebut. Dengan demikian, catatan kaki dicantumkan untuk:
  1. mendukung keabsahan pernyataan penulis yang tercantum di dalam tulisannya,
  2. petunjuk sumber tulisan,
  3. memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak relevan jika dimasukkan ke dalam teks tulisan,
  4. referensi silang (petunjuk pada karya tulis apa dan pada halaman berapa hal yang sama dibahas), dan
  5. memenuhi kode etik penulisan, dalam hal ini penghargaan terhadap karya orang lain.
Jenis Catatan Kaki. Catatan kaki ada dua macam, yaitu catatan kaki lengkap dan catatan kaki singkat.
Catatan kaki lengkap adalah catatan kaki yang ditulis lengkap dengan mencantumkan:
-        nama pengarang,
-        judul buku,
-        nama atau nomor seri (jika ada),
-        jumlah jilid (jika ada),
-        nomor cetakan,
-        kota penerbit,
-        nama penerbit,
-        tahun terbit, dan
-        nomor halaman.
Sedangkan, catatan kaki singkat adalah catatan kaki yang ditulis secara singkat, tidak selengkap catatan kaki jenis pertama. Catatan kaki singkat terdiri atas tiga macam, yaitu:
  1. Ibid. adalah singkatan dari ibidum, artinya “sama dengan di atas”. Ibid. dipergunakan untuk menunjukkan catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya.
  2. Op.cit. adalah singkatan dari opere citato, artinya “dalam karya yang telah dikutip”. Op.cit. digunakan untuk catatan kaki dari sumber yang telah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain.
  3. Loc.cit. ialah singkatan dari loco citati, artinya “tempat yang sudah dikutip”. Loc.cit. digunakan seperti op.cit., namun sumber yang dikutip berasal dari halaman yang sama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan kaki.
  1. Hubungan catatan kaki dan teks ditandai dengan nomor penunjukan yang ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari teks.
  2. Pemberian nomor urut yang berlaku untuk tiap bab atau untuk judul buku dipergunakan tanda seluruh karangan. koma.
Teknik pembuatan catatan kaki adalah sebagai berikut.
  1. Sediakan tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut.
  2. Sesudah baris terakhir dari teks dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari kiri sepanjang 15 ketikan.
  3. Dalam jarak 2 spasi dan garis dalam jarak 5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjukan.
  4. Langsung sesudah nomor, setengah ke bawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki.
  5. Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak antarcatatan kaki pada halaman yang sama adalah dua spasi.
Unsur-unsur yang ada dalam catatan kaki dan penulisannya adalah sebagai berikut.
  1. Pengarang
  1. Nama pengarang dicantumkan sesuai urutan biasa, pada penunjukan yang  kedua dan selanjutnya cukup dipergunakan nama singkat.
  2. Bila terdiri dari dua atau tiga pengarang, semuanya dicantumkan, sedangkan lebih dari 3 orang cukup nama pertama yang dicantumkan. Nama yang lain digantikan dengan singkatan dkk.
  3. Penunjukan kepada sebuah kumpulan sama dengan no (a) dan (b) ditambah singkatan ed. (editor) di belakang nama penyunting dan dipisahkan dengan tanda koma.
  4. d. Jika tidak ada pengarang/editor, langsung dimulai dengan judul.
  5. Semua judul mengikuti peraturan yang sama dengan daftar pustaka.
  6. Sesudah catatan kaki pertama, penyebutan sumber yang sama digantikan dengan Ibid., Op.cit., Loc.cit..
  7. c. Sesudah penunjukan pertama sebuah artikel dalam majalah atau harian, maka selanjutnya cukup dipergunakan judul majalah atau harian tanpa judul artikel.
  8. Tempat dan tahun penerbitan dicantumkan pada referensi pertama dan ditempatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan tanda koma, misalnya (Jakarta, 2005).
  9. Majalah harus dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman, tanggal, bulan dan tahun. Semua keterangan dapat ditempatkan dalam kurung.
  10. Data publikasi sebuah harian terdiri dari hari, tanggal, bulan, tahun, dan nomor halaman. Penanggalan tidak ditempatkan dalam kurung.
  1. Judul
  1. Data Publikasi
Cara membuat catatan kaki lengkap
  1. Di depan nama pengarang, diberi nomor catatan kaki yang angkanya dinaikkan ke atas setengah spasi.
  2. Nama pengarang ditulis lengkap. Jika terdapat gelar di depan atau di belakang nama pengarang tersebut, tidak perlu dicantumkan. Jika nama pengarang itu lebih dari satu kata, maka nama tersebut tidak perlu diindeks. (dibalik). Kalau pengarangnya dua orang, maka kedua nama pengarang tersebut ditulis lengkap, tidak diindeks, serta antara nama pertama dan kedua disisipi kata “dan”. Kalau tiga orang, cara penulisannya sama, namun antara nama pertama dan kedua disisipi tanda koma (,) dan antara nama kedua dan ketiga disisipi kata “dan”.
  3. Antara nama pengarang dan judul buku diberi tanda koma.
  4. Judul buku ditulis lengkap dan dicetak miring (italik).
  5. Setelah judul buku, diikuti (tanpa koma) kota tempat penerbit, nama penerbit, dan tahun terbit yang semuanya berada dalam tanda kurung [(…)]. Antara kota penerbit dan nama penerbit diberi titik dua (:); antara nama penerbit dan tahun terbit diberi tanda koma.
  6. Di belakang tanda kurung tutup keterangan di atas, diikuti tanda koma, lalu huruf “h atau hal.” yang berarti halaman, dan nomor halaman yang ditutup dengan tanda titik (.). Jika halaman yang dikutip lebih dari satu, maka digunakan huruf “hh” dan nomor halaman ditulis dari halaman pertama sampai terakhir dengan menggunakan tanda hubung (misalnya, hh. 10-25).
  7. Keterangan tentang jilid ditempatkan dalam kurung sebelum tempat terbit atau di luar kurung sebelum nomor halaman, dan ditulis dengan angka Romawi.
Contoh:
2Gorys  Keraf,  Komposisi (Ende Flores, 1980), hal. 203.
3Pramudianto, ”Penderitaan dan Pemulihan Nias”,Kompas,(2 April 2005),hal. 46.
4Burhan  Solihin, dkk .”Selamat Datang di Surga Nirkabel”. Tempo ,  (April,2005 ),hal. 90 -91.
Cara menulis catatan kaki singkat
Contoh:
2Ibid., hal. 30.
3Kuntowijoyo, op.cit.,    hal. 37.
4Kuntowijoyo, loc.cit.
Berdasarkan contoh catatan kaki ini, dapat disimak ketentuan penulisannya sebagai berikut:
  1. Ibid., op.cit., dan loc.cit. ditulis italik.
  2. Ibid. diikuti tanda titik, koma, dan nomor halaman.
  3. Op.cit. di depannya dicantumkan nama pengarang, lalu di belakang op.cit. diikuti nomor halaman.
  4. Loc.cit. sama dengan op.cit., tetapi tidak diikuti nomor halaman.
  5. Aturan penulisan nomor catatan kaki sama dengan penulisan pada catatan kaki lengkap.
  6. Ketentuan penulisan nama sama dengan penulisan pada catatan kaki lengkap.
  7. Jika halaman yang dikutip lebih dari satu, ketentuan penulisannya, juga sama dengan penulisan pada catatan kaki lengkap.

KUTIPAN
I. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah Pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan. Kutipan sering kita pakai dalam penulisan karya ilmiah. Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak/belum menjadi pengetahuan umum,hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak/belum menjadi pendapat umum.jadi,pendapat pribadi tidk perlu dimasukkan sebagai kutipan.
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya.Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip,dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.
II. Prinsip Menguntip

a.Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya.
Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan, penulis harus memberi keterangan.
Contoh:
‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.’
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.
Cara memperbaikinya:
1) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.’
2) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.’
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.
b. Menghilangkan bagian kutipan
Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
Cara:
1) menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi.
2) menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin kiri sampai ke margin kanan).
III.  Jenis-jenis Kutipan
A. Kutipan Langsung
Pengambilan sumber yg dilakukan dg cara apa adanya sesuai dg aslinya
(ejaan, tanda baca, kata, susunan kalimat dan bahasa).Kutipan dlm bahasa asing sebaiknya disertai penjabaran kutipan dlm bahasa Indonesia.
Pada Kutipan langsung bila ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].
B.  Kutipan Tidak Langsung
Pengambilan sumber yg dilakukan dg cara menyadur atau menjabarkan dlm
bentuk parafrase. Atau pinjaman pendapat dengan mengambil inti sarinya saja. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) .
C. Kutipan pada catatan kaki.
D. Kutipan atas ucapan lisan.
E. Kutipan dalam kutipan.
F. Kutipan langsung pada materi.
IV. Teknik Mengutip

a.Kutipan Langsung
1)Yang tidak lebih dari empat baris:
a)Kutipan diintegrasikan dengan teks
b)Jarak antar baris kutipan dua spasi
c)Kutipan diapit dengan tanda kutip
d)Sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda     kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
2) Yang lebih dari empat baris:
  1. kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
  2. jarak antar baris kutipan satu spasi
  3. kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan
  4. kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip
  5. di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)).
b. Kutipan tak langsung
  1. Kutipan diintegrasikan dengan teks
  2. Jarak antar baris kutipan spasi rangkap
  3. kutipan tidak diapit tanda kutip
  4. sesudah selesai diberi sumber kutipan.
c. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
d. Kutipan atas ucapan lisan
Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.
e. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan dua cara:
1) bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda
2) bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
f. Kutipan langsung pada materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
V.  CARA PENULISAN KUTIPAN

a.…………………………………………..(Kalshoven, 2004:15)
b. Menurut Kalshoven (2004: 25),……………………………
c.……………………….(Nida, 2005: 17; Thomas,2003: 28;Anwar, 2002: 45).
d. …………..(Chomsky, 1999a) dan dipertegas dalam artikel lain (Chomsky, 1999b: 78).
e.Wojowasito (dalam Ramlan, 1985: 30), “Dalam bahasa Indonesia terdapat 12 katagori kata.”
f.Menurut Cartier (dalam Stein, 20004:66) menyatakan bahwa
g. Menurut Stein (Ed., 2005:92) menyatakan,………
Penulisan nama pengarang: 
Kapital Semua (jarang dipakai)
Kapital Awal (Umum dipakai)
–Sesuai dengan nama aslinya , tanpa title.
–Jika singkat hanya nama depan saja.
Bila Pengarang > 2 orang•kutipan I ditulis semua
•kutipan II dst…………..dkk./et.al.
•Contoh : Ir.Dian Hartatie,MP (I)
•Ir. Sri Rahayu Putri,MP 
»Bpk Budi Hariyanto,Amd
DAFTAR PUSTAKA
I. Pengertian
Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantmkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau bku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disususn berderet dari atas ke bawah.
Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan bibliografi atau 
daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku. artikel-artikel. dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. bibliografi mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan. daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
II. Unsur-unsur Daftar Pustaka
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah: 
(1) Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
(2) Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
(3)Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa,
nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
(4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,
nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
III. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
A. UNSURUNSUR YANG HARUS DIMUAT DALAM KEPUSTAKAAN:
  1. Nama penulis yang disesuaikan dengan sistem penulisan katalog dalam perpustakaan, contoh: seperti pada poin 2 di atas.
  2. Judul buku (dengan huruf italic) sebagaimana yang tercantum pada sampul buku atau pada halaman judul buku, kemudian diikuti dengan jilidnya (kalau ada).
  3. Data penerbitan, yaitu cetakan atau edisi, tempat penerbit, nama penerbit dan tahun terbitnya. Jika data penerbitan tidak ada atau salah satu datanya tidak ada,maka digunakan singkatan berikut:
[t.d.] jika sama sekali tidak ada data yang tercantum;
[t.t.] jika tempat penerbitan tidak ada;
[t.p.] jika nama penerbit tidak ada;
[t.th.] jika tahun penerbitan tidak ada.
B.  UNTUK REFERENSI DARI SURAT KABAR ATAU MAJALAH
Unsurunsur yang perlu dicantumkan untuk referensi dari surat kabar atau majalah adalah:
1. Nama Pengarang (jika ada);
2. Untuk artikel yang tidak disertai nama pengarang (anonim) maka dicantumkan Judul Artikel dalam tanda kutip, yang diikuti dengan keterangan dalam kurung siku ([]) tentang jenis tulisan seperti berita atau tajuk;
3. Nama Surat Kabar/Majalah (dengan huruf italic); dan
4. Data Penerbitan, yakni: nomor, bulan dan tahun, kemudian halaman
halaman dimana artikel itu dimuat.
Contohnya:
Suryohadiprojo, Sayidman. “Tantangan Mengatasi Berbagai
Kesenjangan.” Republika, No. 342/II, 21 Desember 1994, h. 6
8
C.  ARTIKEL DAN ENSIKLOPEDIA
Unsur referensi esiklopedia yang perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Penyusun Artikel,
2. Judul Artikel dalam tanda kutip,
3. Nama Editor Ensiklopedia (kalau ada),
4. Judul Ensiklopedia (dengan huruf italic),
5. Jilid,
6. Data Penerbitan, dan
7. Halaman yang memuat artikel itu.
Contohnya:
Edgel, Beatrice. “Conception.” Dalam James Hastings (ed.) Encyclopedia of Religion
and Ethics. Jilid 3. New York: Charles Schribner’s Son, 1979, h. 796
797.
D. REFERENSI PERUNDANGUNDANGAN
Penerbitan yang dapat dijadikan sebagai referensi kepustakaan adalah naskah resmi yang
diterbitkan oleh lembaga pemerintahan himpunan peraturan perundang
undangan yang
diterbitkan secara khusus. Dalam hal ini dicantumkan:
1. Nama Lembaga Pemerintahan yang berwenang mengeluarkan peraturan
bersangkutan,
2. Judul undang
undang atau peraturan dan materinya,
3. Data Penerbitan.
Contohnya:
Republik Indonesia. Undang
Undang Dasar 1945.
Republik Indonesia. “Undang
undang RI Nomor I Tahun 1985 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 15 Tahun 1969.” Dalam UndangUndang Keormasan (Parpol & Golkar) 1985. Jakarta: Dharma Bakti, t.th.
Referensi seperti tersebut dalam contoh kedua di atas tidak dapat dipakai
terutama untuk penulisan tesis/disertasi karena merupakan sumber sekunder.
E.  SUMBERSUMBER YANG TIDAK DITERBITKAN
Untuk sumbersumber yang tidak diterbitkan, misalnya tesis magister, atau disertasi doktor,
maka unsur
unsur yang perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Penyusun,
2. Judul (dalam tanda petik), kemudian
3. Keterangan menganai disertasi, tempat dipertahankannya, dan tahunnya.
Contohnya:
Halim, H. M. Arief. “Konsep Metode Dakwah dalam Al
Qur’an.” Tesis. Ujung
Pandang: Program Pascasarjana IAIN Alauddin, 1993.
F.  UNTUK BUKU TERJEMAHAN
Untuk buku terjemahan, unsurunsur yang perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Pengarang Buku Asli,
2. Judul Buku Asli (Italic), diikuti kata
kata: diterjemahkan oleh, yang langsung diikuti
oleh Nama Penerjemah, kemudian diikuti dengan kalimat: dengan judul, yang
langsung diikuti oleh judul terjemahan (italic), dan
3. Data Penerbitan.
Note: Kalau buku terjemahan itu tidak diketahui judul aslinya, maka setelah nama pengarang, disebutkan judul terjemahannya, diikuti kata
kata: diterjemahkan oleh, lalu nama penerjemah, tanpa menyebutkan lagi judul terjemahannya, karena telah disebut sebelumnya.
Contohnya:
Al
Zuhayliy, Wahbah. AlQur’an alKarim, Bunyatuh alTasyri’iyyah wa Khasa’isuh alHadariyyah. Diterjemahkan oleh Mohammad Lukman Hakiem dan Muhammad Fuad Hariri dengan judul AlQur’an: Paradigma Hukum dan
Peradaban. Surabaya: Risalah Gusti, 1996.
Jika tidak diketahui judul aslinya:
Al
Zuhayliy, Wahbah. AlQur’an alKarim, Bunyatuh alTasyri’iyyah wa Khasa’isuh
al
Hadariyyah. Diterjemahkan oleh Mohammad Lukman Hakiem dan
Muhammad Fuad Hariri. Surabaya: Risalah Gusti, 1996.
IV.  Macam-macam Bibliografi
a. Buku-buku dasar : buku yang dipergunakan sebagai bahan
orientasi umum mengenai pokok yang digarap itu.
b. Buku-buku khusus : yaitu buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahan-bahan yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap.
c. Buku-buku pelengkap : buku-buku yang topiknya lain dari topik
yang digarap penulis.
V.  Penyusunan Bibliografi

Untuk menyusun sebuah daftar yang final perlu diperhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut :
a. Nama pengarang diurutkan menurut alfabet, Nama yang dipakai dalam
urutan itu adalah nama keluarga.
b. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan
dalam urutan alfabet.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya , nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketukan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi.
Tetapi jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997 : 222).
sumber :
pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files../99009-4-987938587146.doc
ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18343/Kutipan.ppt

Cara Menulis Kutipan
  1. Kutipan langsung (pendek), kurang dari 3 baris
Mengutip persis seperti aslinya. Misalnya: undang-undang, anggaran dasar, dsb. Kutipan langsung harus menggunakan tanda kutip ["].
Contoh:
Dinyatakan oleh Septiyantono (2002:154), "Pelayanan prima sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan (skill) staf perpustakaan". Meskipun demikian, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa pelayanan prima tidak terletak pada skill seseorang, tetapi terletak pada sistem yang digunakan (Lasa Hs, 2004:25). [Pendapat Lasa Hs itu dikutip secara tidak langsung]

Pelayanan prima harus didukung dengan fasilitas yang baik. Namun, "Pelayanan prima sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan (skill) staf perpustakaan" (Septiyantono, 1999:154).

2. Kutipan langsung (panjang), lebih dari 3 baris
  1. sumber informasi: pengarang, tahun terbit, dan halaman
  2. kutipan dimulai sejajar dengan paragraf
  3. diketik dengan jarak 1 spasi
  4. jika terdapat paragraf dalam kutipan, garis baru ditulis mulai dengan lima ketukan (satu tab).

Contoh:
Inti dari belajar dan membaca adalah mengambil hal yang penting untuk selalu diingat. Berkenaan dengan kemampuan mengingat, Soedarso (2001:74) menyatakan sebagai berikut.
"Daya ingatan kita umumnya hanya mampu mengingat 50% dari apa yang kita baca satu jam berselang dan dalam dua hari berikutnya tinggal 30% saja. Teknik-teknik membaca seperti dalam prabaca, SQ3R, dan teknik-teknik yang lain dimaksudkan untuk mengingatkan daya ingat terhadap apa yang dibaca."

Sementara itu Rosidi (2005:123) menyatakan kemampuan mengingat hanya 30% dalam kurun satu jam. Hal itu telah dibuktikan pada ......
3. Kutipan tidak langsung
Kutipan yang dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri. Kutipan seperti itu lazim disebut dengan parafrase.
Pada hakikatnya seorang penulis harus mampu menyatakan pendapat orang lain dalam bahasanya sendiri agar mencerminkan kepribadiannya. Kutipan langsung ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dengan tubuh karya tulis.
Contoh:
Sidik (2002a:35) tidak menduga bahwa kondisi umum perpustakaan madrasah aliyah di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat tidak representatif sebagai sumber belajar.
Secara umum, perpustakaan madrasah aliyah di Daerah Istimewa Yogyakarta kondisinya tidak layak dijadikan sebagai sumber belajar (Sidik, 2002b:35).

Apabila nama pengarang dicantumkan di dalam teks, ikutilah nama pengarang dengan tahun terbit dalam kurung.
Misalnya:
Dalam kaitannya dengan minat baca, Masruri (2003:23) menyatakan bahwa …….

Apabila nama pengarang tidak dinyatakan di dalam teks, cantumkan nama akhir pengarang dan tahun terbit, serta tanda koma di antaranya, diikuti penunjuk halaman.
Misalnya:
Pembinaan minat baca terkait dengan beberapa hal (lihat Riyadi, 2000:77—83), di antara, yang paling mendasar adalah (1) ……., (2) …………., dan (3) ………..

Penunjuk halaman pengutipan mengikuti tahun terbit, didahului titik dua, tanpa menggunakan singkatan hlm., hal., p., atau pp.
Misalnya:
Dinyatakan oleh Qolyubi (2005:5) bahwa ………………
Qolyubi (2005:5) menyatakan "Tingkat keberhasilan ……."

Dalam kurung dapat juga diberi penjelasan ringkas yang bertalian dengan acuan.
Misalnya:
Pernyataan itu setelah diujikan dilapangan (pendapat senada dapat lihat Boorn, 1999:98—101) mengandung beberapa kelemahan, antara lain, ialah ..........

Untuk acuan dua pengarang, cantumkanlah nama akhir kedua pengarangan itu; lebih dua pengarang, gunakanlah singkatan dkk.
Misalnya:
Ujung tombak perpustakaan terletak pada pelayanan prima (Rosma dan Zein, 2004:45). Senada dengan hal itu, dikemukakan (Zulaikha dkk, 2004:111) bahwa ………..

Dua acuan atau lebih yang digunakan untuk menyatakan hal yang sama, cantumkanlah nama akhir masing-masing pengarangan, diikuti tahun dan halaman, dan masing-masing acuan dipisahkan dengan titik koma (;).
Misalnya:
Dalam kaitannya dengan menumbuhkembangkan kultur baca (Sidik, 2003:23; Lasa Hs., 1999:12; Zulaikha, 2005:34; Purwono, 2007:34) mendasarkan pada hal yang sama, yaitu ………………………

Apabila diperlukan lebih dari acuan terhadap pengarang dan tahun terbit yang sama, gunakanlah huruf a dan b pada akhir tahun penerbit sebagai pembeda. Akan tetapi, dapat juga terjadi untuk tahun terbit berbeda dengan pernyataan yang sama.
Misalnya:
  • Lain halnya dengan hal tersebut di atas, Tampubolon (1999a:23) dan kemudian dipertegas kembalai pada sebuah artikel (1999b:12), menyatakan bahwa ………………….
  • Senada dengan hal itu, Tampubolon (1999:23) dan kemudian dipertegas kembalai pada sebuah artikel (2001:12), menyebutkan bahwa ………………….


MENGUTIP PENDAPAT SESEORANG YANG TERDAPAT PADA KARYA ORANG LAIN

Mengutip pendapat seseorang yang terdapat pada karya orang lain dapat dilakukan jika sudah terpaksa, yaitu sumber primernya tidak dapat ditemukan.
Misalnya:
"Membiarkan anak-anak menggunakan bahasa tanpa bimbingan yang baik di sekolah akan menimbulkan kekacauan pemakaian bahasa" (Rosidi dalam Sidik, 20092:34). Tanda angka dua (2) di belakang tahun terbit untuk menandakan jilid buku yang dikutip.

Penyitiran dari karya editor, penulisan menggunakan singkatan Ed. dibelakang nama akhir editornya dalam tanda kurung siku.
Misalnya:
Dinyatakan oleh Qolyubi [Ed.] (2003:56) bahwa ……………..

Pengutipan secara langsung à
gunakan tanda kutip ["]
  • Kutipan pendek (kurang dari dua baris)
  • Kutipan panjang (lebih dari tiga baris)

"Membiarkan anak-anak menggunakan bahasa tanpa bimbingan yang baik di sekolah akan menimbulkan kekacauan pemakaian bahasa. Guru sangat berperan mengarahkan setiap anak dalam berbahasa" (Rosidi dalam Halim, 1976:34).

  • Pengutipan tidak langsung (parafrase) à tidak menggunakan tanda kutip [mengutip dengan menggunakan bahasanya sendiri].
  • Pengutipan dari internet dapat dilakukan hanya jika terpaksa.
  • Informasi dari internet tetap diperlukan, tetapi sebaiknya "hanya" dijadikan data.

CATATAN KAKI
Dalam penyajian laporan penelitian (makalah, skripsi, dsb.) biasanya diperlukan yang lazim disebut catatan kaki. Catatan kaki itu digunakan untuk
  1. untuk menunjang fakta, konsep, dan gagasan, atau untuk memberikan informasi sumber data, dan lain-lain yang relevan;
  2. untuk memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara lebih cermat.


Misalnya:
Jika perpustakaan merupakan representasi dan kelanjutan dari budaya baca dan tulis, pembangunan perpustakaan harus mengiringi pembinaan dan pengembangan budaya baca dan tulis. Akan sangat sia-sia dan absurd bila penyelenggaraan perpustakaan tanpa didahului atau dibarengi dengan pembinaan minat baca1.

Masyarakat membaca yang patut dipahami adalah masyarakat yang tidak sekadar mampu membaca bahan bacaan2, seperti ketika pendidikan belum tersebar luas, tetapi masyarakat mampu mengetahui secara luas dan mendalam cipta, rasa, dan karsa sebagai buah kebudayaan.

Di dalam kejawen (aliran kebatinan) eling3 menjadi inti pokok ajaran yang selalu ditekankan.

_______________
1Disampaikan oleh Taufik Adnan Amal pada Pelatihan Pustakawan MI dan MTs, tanggal 2 Oktober 2008 di Bandar Lampung. Hal yang diungkapkan itu, kata Taufik, pernah dimuat dalam Harian Kompas 15 November 2000.
2Banyak umat Islam di Indonesia yang hanya lancar dan rajin membaca Alquran, tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Akibatnya apa yang terkandung di dalam ajaran Alquran tidak membekas dan tidak berdampak apa-apa dalam perilaku kehidupannya.
3Dalam ajaran kebatinan, kata eling tidak hanya bermakna 'ingat', tetapi penyadaran akan hakikat hidup manusia sebagai makhluk Tuhan.
4Wawancara dengan ?(jabatan), di mana? kapan?
5diakses dari www:jipi.com.html. tanggal 7 Mei 2009, pukul 14:30:12


Tidak ada komentar:

Posting Komentar